Penjelasan Derivatif Bitcoin: Berjangka, Swap Perpetual, dan Opsi

Derivatif adalah sekuritas atau kontrak yang dapat diperdagangkan dan memperoleh nilainya dari aset dasar. Umumnya, aset dasar instrumen kripto derivatif adalah Bitcoin (BTC) atau mata uang kripto unggul lainnya.

Secara umum, derivatif merupakan instrumen keuangan canggih dan berisiko yang dapat digunakan untuk mengelola risiko melalui hedging.

Derivatif tradisional

Pasar tradisional telah memperkenalkan beragam jenis instrumen derivatif sejak ribuan tahun lalu, varietas modernnya hadir pada tahun 1970-an dan 1980-an, tepatnya ketika Chicago Mercantile Exchange dan Chicago Board of Trade memperkenalkan kontrak berjangka.

Jenis derivatif yang paling umum meliputi kontrak berjangka, forward, dan opsi dengan berbagai aset dasar, seperti saham, mata uang, obligasi, dan komoditas. Mengingat banyaknya instrumen derivatif yang tersedia saat ini, ukuran pasarnya sulit untuk dipastikan, namun diperkirakan nilainya berkisar antara triliunan hingga lebih dari satu kuadriliun dolar.

Bitcoin berjangka

Di antara semua instrumen derivatif kripto, Bitcoin berjangka merupakan instrumen pertama yang paling umum dan banyak diperdagangkan. BTC berjangka mulanya diperdagangkan di platform kecil pada tahun 2012, namun permintaannya meningkat pada tahun 2014, sehingga mendorong bursa utama, yaitu CME Group Inc dan Cboe Global Markets Inc, untuk terjun di dalamnya.

Saat ini, Bitcoin berjangka merupakan salah satu instrumen paling populer di ruang kripto, dengan volume perdagangan mencapai miliaran dolar di berbagai bursa top, seperti OKX

BTC futures aggregated volume
BTC berjangka menggabungkan volume perdagangan harian. Sumber: Skew

Apa yang dimaksud dengan kontrak berjangka Bitcoin?

Kontrak berjangka adalah perjanjian antara dua pihak — umumnya dua pengguna di bursa — untuk membeli dan menjual aset dasar (dalam hal ini, BTC) dengan harga yang telah disepakati (harga forward) pada tanggal tertentu di masa depan.

Meski dapat bervariasi di setiap bursa, konsep dasar kontrak berjangka sejatinya sama — dua pihak sepakat mengunci harga aset dasar untuk ditransaksikan di masa depan.

Demi kenyamanan, sebagian besar bursa tidak mewajibkan pemilik kontrak berjangka untuk menerima aset dasar yang sebenarnya (seperti barel minyak atau batangan emas) setelah kontrak berakhir dan mendukung penyelesaian tunai sebagai gantinya.

Di sisi lain, popularitas Bitcoin berjangka yang diselesaikan secara fisik, seperti yang ditawarkan oleh Bakkt Intercontinental Exchange, semakin meningkat karena Bitcoin dapat ditransfer dengan cara yang relatif lebih mudah dibandingkan komoditas umum lainnya.

Bagaimana cara kerja kontrak berjangka Bitcoin?

Mari menelusuri trading berjangka BTC di OKX. Pertama, pasar berjangka mingguan mengindikasikan bahwa pemilik kontrak bertaruh pada harga Bitcoin selama satu minggu. Namun begitu, OKX juga menawarkan rentang waktu dua mingguan, triwulanan, dan dua triwulanan untuk kontrak berjangka. 

Sebagai simulasi, jika Bitcoin diperdagangkan pada harga $10.000 hari ini dan Budi yakin harganya akan naik minggu depan, dia dapat membuka posisi beli dengan minimal satu kontrak (setiap kontrak mewakili $100 dalam bentuk BTC) di pasar berjangka mingguan OKX. 

Ketika seseorang membeli Bitcoin dan menahannya (long), mereka mengandalkan kenaikan harga, namun tidak akan mendapatkan keuntungan jika harganya turun. Menjual (short) aset hari ini dengan harapan harga akan turun besok merupakan cara trader untuk mendapatkan keuntungan dari penurunan harga.

Misalnya, Budi membuka 100 kontrak beli (100 x $100 = $10.000) yang secara kolektif mewakili komitmennya untuk membeli 1 BTC pada tanggal penyelesaian minggu berikutnya (setiap hari Jumat pukul 15.00 WIB di OKX) di harga tersebut — $10.000.

Di sisi lain, Anto meyakini bahwa harga Bitcoin akan lebih rendah daripada $10.000 di minggu depan dan ingin menjualnya. Anto berkomitmen untuk menjual 100 kontrak, atau 1 BTC, pada tanggal penyelesaian minggu berikutnya di harga yang disepakati sebesar $10.000.

Budi dan Anto dipertemukan oleh bursa dan menjadi dua pihak yang menandatangani kontrak berjangka: Budi berkomitmen untuk membeli 1 BTC seharga $10.000 dan Anto berkomitmen untuk menjual 1 BTC seharga $10.000 saat kontrak berakhir.

Harga Bitcoin satu minggu kemudian (pada tanggal penyelesaian) akan menentukan apakah kedua trader ini menerima keuntungan atau mengalami kerugian. 

Satu minggu berlalu dan Bitcoin diperdagangkan pada harga $15.000. Artinya, Budi yang sepakat untuk membeli 1 BTC seharga $10.000 menerima keuntungan sebesar $5.000 dari kontraknya. Sesuai kesepakatan, Budi hanya perlu membayar $10.000 untuk 1 BTC, yang dapat langsung dijualnya dengan nilai pasar saat ini sebesar $15.000.

Di sisi lain, Anto mengalami kerugian sebesar $5.000 karena harus menjual 1 BTC miliknya dengan harga kesepakatan sebesar $10.000, ketika harga Bitcoin telah mencapai $15.000. 

Bergantung jenis aset yang digunakan oleh Budi dan Anto, OKX menyelesaikan kontrak dalam stablecoin Tether (USDT) atau BTC, lalu mengkredit akun Budi atau Anto dengan keuntungan atau kerugian yang belum diperoleh.

Oleh karena kontrak berjangka mencerminkan ekspektasi pelaku pasar, indikator seperti Rasio Beli/Jual BTC dapat memberikan gambaran singkat tentang sentimen umum. Rasio Beli/Jual BTC, membandingkan total pengguna dengan posisi beli versus pengguna dengan posisi jual, baik dalam berjangka maupun swap perpetual.

BTC Long/Short Ratio OKX
Rasio Beli/Jual BTC. Sumber: OKX.com

Ketika nilai rasio satu, artinya jumlah orang yang memiliki posisi beli dan jual sama (sentimen pasar netral). Rasio yang lebih tinggi dari satu (lebih banyak beli daripada jual) menunjukkan kenaikan sentimen pasar, sementara rasio di bawah satu (lebih banyak jual daripada beli) menunjukkan penurunan ekspektasi pasar.

Mengapa orang membeli dan menjual BTC melalui kontrak berjangka?

Secara umum, jawabannya berkaitan dengan manajemen risiko dan spekulasi. Hal ini dapat menyebabkan trader lebih memilih untuk membeli atau menjual Bitcoin dibanding melakukan trading BTC secara langsung di pasar spot.  

Manajemen risiko 

Kontrak berjangka telah lama digunakan oleh farmer yang ingin mengurangi risiko dan mengelola arus kas mereka. Kontrak ini memastikan farmer mendapatkan komitmen untuk produk mereka pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena persiapan hasil farm bisa memakan waktu yang cukup lama, sangat masuk akal jika farmer ingin menghindari fluktuasi harga pasar dan ketidakpastian di masa depan.

Volatilitas dan fluktuasi harga Bitcoin juga memerlukan manajemen risiko aktif, terutama bagi mereka yang sumber pendapatan utamanya berasal dari aset digital.

Pendapatan miner bergantung kepada harga Bitcoin dan biaya bulanan mereka. Meski harga Bitcoin dapat berfluktuasi secara liar setiap hari, biaya bulan miner umumnya tetap. Alhasil, pendapatan mereka pun sulit untuk diproyeksikan.

Selain itu, meningkatnya persaingan di ruang mining memunculkan tantangan baru di luar harga, seperti redundansi hardware karena meningkatnya kesulitan penambangan. Satu-satunya cara bagi miner untuk terus beroperasi dengan risiko minimum di ekosistem semacam itu adalah melakukan hedge (lindung nilai) dengan instrumen derivatif, seperti kontrak berjangka.

Spekulasi 

Perlu dipahami bahwa manajemen risiko atau hedge berbeda dari spekulasi, yang juga merupakan salah satu penggerak utama kontrak berjangka Bitcoin. Karena trader dan spekulan ingin mendapatkan keuntungan dari volatilitas harga di kedua arah (naik atau turun), mereka harus mampu bertaruh dalam kontrak beli maupun jual.

Kontrak berjangka membuka jalan bagi para pesimis untuk mempengaruhi sentimen pasar, sebuah fenomena yang secara terperinci dibahas oleh Federal Reserve Bank of San Francisco dalam penelitian berjudul How Futures Trading Changed Bitcoin Prices (Bagaimana Perdagangan Berjangka Mengubah Harga Bitcoin).

Terakhir, Bitcoin berjangka populer karena memungkinkan penggunaan leverage. Alhasil, trader dapat membuka posisi yang lebih besar dari nilai deposit, sejauh mereka mampu mempertahankan rasio margin yang dapat diterima (ditentukan oleh bursa). Penggunaan leverage tidak mengubah kondisi apa pun terkait derivatif, dan hanya berfungsi untuk memperbesar risiko serta hadiah.

Ketika pasar sedang naik, nilai kontrak berjangka akan meningkat dan dapat dijual dengan harga lebih tinggi daripada harga spotnya; begitu pula sebaliknya. Perbedaan ini disebut basis, yang merupakan indikator bermanfaat untuk menilai sentimen pasar.

BTC Futures Basis
Basis BTC. Sumber: OKX.com

Ketika basis bernilai positif (pasar naik), artinya harga berjangka lebih tinggi daripada harga spot aktualnya. Sementara itu, ketika basis bernilai negatif (pasar turun), artinya harga berjangka lebih rendah daripada harga spotnya.

Bitcoin berjangka atau swap perpetual

Selain standar berjangka yang dijelaskan di atas, pasar Bitcoin juga mendukung swap perpetual. Sesuai namanya, swap perpetual merupakan kontrak berjangka tanpa tanggal jatuh tempo.

Karena tidak ada tanggal penyelesaian, maka tidak ada pihak yang harus membeli atau menjual. Sebagai gantinya, pengguna diizinkan untuk mempertahankan posisi terbuka mereka selama akun mereka memiliki cukup BTC (margin) untuk menutupinya.

Berbeda dengan kontrak berjangka standar, di mana harga kontrak dan aset dasar akhirnya bertemu saat kontrak berakhir, kontrak perpetual tidak memiliki tanggal referensi seperti itu di masa mendatang. Kontrak perpetual, atau swap perpetual, menggunakan mekanisme berbeda untuk menegakkan konvergensi harga secara berkala (tingkat pendanaan). 

Tujuan tingkat pendanaan adalah untuk membuat harga kontrak tetap sejalan dengan harga spot aset dasar/ mencegah penyimpangan yang terlampau jauh.

Perlu dipahami bahwa tingkat pendanaan adalah biaya yang dipertukarkan antara kedua pihak dalam kontrak (pihak beli dan pihak jual) — bukan biaya yang dikumpulkan oleh bursa.

Jika nilai kontrak perpetual terus meningkat, mengapa orang-orang di sisi penjualan membuat kontrak tetap terbuka tanpa batas waktu? Tingkat pendanaan membantu menyeimbangkan situasi semacam itu. Adapun besaran tingkat pendanaan dapat bervariasi dan ditentukan oleh pasar. 

Bagaimana cara kerja swap perpetual BTC?

Misalnya, jika kontrak swap perpetual diperdagangkan di harga $9.000 tetapi harga spot BTC adalah $9.005, maka tingkat pendanaan akan menjadi negatif (untuk memperhitungkan selisih harga). Tingkat pendanaan negatif berarti pemilik kontrak jual harus membayar pemilik kontrak beli. 

Sebaliknya, jika harga kontrak lebih tinggi dari harga spot, tingkat pendanaan akan positif — pemilik kontrak beli harus membayar pemilik kontrak jual. 

Dalam kedua kasus tersebut, tingkat pendanaan mendorong pembukaan posisi baru yang dapat mendekatkan harga kontrak ke harga spot.

Pembayaran tingkat pendanaan dilakukan setiap 8 jam di sebagian besar bursa, termasuk OKX, selama pemilik kontrak mempertahankan posisinya agar tetap terbuka. Di sisi lain, keuntungan dan kerugian yang diperoleh saat penyelesaian harian dan akan secara otomatis dikreditkan ke akun pemilik.

Data tingkat pendanaan, seperti yang ditunjukkan di bawah ini, dapat digunakan untuk menilai tren dan performa pasar dengan cepat selama periode tertentu. Sekali lagi, tingkat pendanaan positif mengindikasikan bahwa pasar umumnya meningkat; artinya, harga kontrak swap lebih tinggi daripada harga spot. Tingkat pendanaan negatif menunjukkan sentimen pasar turun, yang artinya harga swap lebih rendah daripada harga spot.

BTC Swap Funding Rate
Tingkat Pendanaan Swap Perpetual BTC. Sumber: OKX.com

Opsi Bitcoin

Seperti Bitcoin berjangka, opsi juga merupakan produk derivatif yang melacak harga Bitcoin dari waktu ke waktu. Namun, tidak seperti kontrak berjangka standar — di mana dua pihak menyepakati tanggal dan harga untuk membeli atau menjual aset dasar — melalui opsi, Anda akan benar-benar membeli “opsi” atau hak untuk membeli atau menjual aset dengan harga yang ditetapkan di masa depan.

Meski opsi kripto tergolong lebih baru daripada kontrak berjangka, bulan ini Open Interest (OI) opsi Bitcoin telah mencapai ATH lebih dari $1 miliar. OI mengindikasikan total nilai (umumnya dalam USD) dari kontrak opsi beredar yang belum diselesaikan. OI yang meningkat umumnya menunjukkan masuknya modal baru ke pasar.

BTC Options Open Interest
Total Open Interest Opsi BTC. Sumber: Skew.com

Call dan Put

Ada dua jenis kontrak opsi, yaitu opsi call (beli) dan opsi put (jual). Opsi call memberikan hak kepada pemilik untuk membeli aset dasar pada tanggal yang ditentukan (jatuh tempo), sementara opsi put memberikan hak kepada pemilik menjualnya. Setiap opsi, tergantung kondisinya, memiliki harga pasar yang disebut premium.

Kontrak opsi juga terdiri dari dua jenis, Amerika dan Eropa. Opsi Amerika dapat langsung dilaksanakan — artinya pemilik dapat membeli atau menjual — kapan saja sebelum tanggal jatuh tempo, sedangkan opsi Eropa hanya dapat dilaksanakan pada tanggal kedaluwarsa. OKX mendukung opsi Eropa.

Jika pemilik opsi memutuskan untuk tidak menggunakan hak membeli atau menjual pada tanggal jatuh tempo, maka kontrak akan berakhir begitu saja dan mereka akan kehilangan harga yang dibayarkan untuk kontrak tersebut. 

Demi kenyamanan, opsi juga dapat diselesaikan dengan uang tunai. Namun, risikonya sangat berbeda dibandingkan berjangka. Pada trading berjangka, risiko dan reward salah satu pihak tidak terbatas (harga Bitcoin bisa naik ke angka berapa pun sebelum penyelesaian). Namun pada opsi, pembeli memiliki potensi keuntungan yang tidak terbatas dan kerugian yang terbatas, sedangkan penjual opsi memiliki potensi kerugian yang tidak terbatas dan keuntungan yang sangat terbatas (seperti yang dijelaskan di bawah ini).

Bagaimana cara kerja kontrak opsi Bitcoin?

Jika Bitcoin diperdagangkan dengan harga $10.000 hari ini, dan, kali ini, Anto yakin harganya akan lebih tinggi pada tanggal tertentu di masa depan (anggap saja satu bulan kemudian), dia dapat membeli opsi call. Opsi call Anto memiliki harga kesepakatan (harga di mana BTC dapat dibeli di masa mendatang) sebesar $10.000 atau lebih rendah.

Jika satu bulan kemudian Bitcoin diperdagangkan di harga $15.000, Anto dapat menggunakan opsi call-nya dan membeli Bitcoin seharga $10.000 untuk mendapatkan keuntungan instan. Namun, jika Bitcoin diperdagangkan di harga $9.000 satu bulan kemudian, Anto dapat membiarkan opsinya berakhir begitu saja.

Namun begitu, opsi premium belum diperhitungkan pada contoh di atas. Premium adalah harga yang dibayarkan Anto untuk membeli opsi call — harga pasar opsi. Jika premiumnya $1.500, Robbie akan membayar $1.500 hari ini untuk memperoleh hak membeli Bitcoin seharga $10.000 satu bulan kemudian.

Artinya, bagi Anto, harga breakeven sebenarnya adalah $10.000 + $1.500 = $11.500 — jadi, harga Bitcoin harus lebih tinggi daripada $11.500 agar Anto memperoleh keuntungan. Jika Anto memilih untuk membiarkan opsinya berakhir, dia hanya akan kehilangan premiumnya, yaitu $1.500.

Jadi, pada dasarnya, meski potensi keuntungan Anto tidak terbatas (atau, lebih tepatnya, hanya dibatasi oleh harga Bitcoin), kerugiannya dibatasi oleh premium yang dibayarkannya. Mustahil bagi Anto untuk kehilangan lebih dari premium dalam kontrak ini.

Lalu ada Budi, yang yakin bahwa harga Bitcoin akan turun bulan depan. Dia bisa membeli opsi jual, dengan harga kesepakatan $10.000. Artinya, dia akan memiliki opsi untuk menjual Bitcoin seharga $10.000 dalam satu bulan dari sekarang, terlepas dari harga spotnya saat ini.

Setelah satu bulan, jika Bitcoin diperdagangkan di harga lebih rendah daripada $10.000, katakanlah pada $8.000, Budi berpeluang untuk memperoleh keuntungan dengan melaksanakan opsinya — menjual BTC $2.000 lebih tinggi daripada harga pasar. Jika BTC diperdagangkan di harga lebih tinggi daripada $10.000, dia bisa membiarkan opsinya berakhir.

Budi juga harus membayar premium untuk membeli opsi ini, dan sebagaimana Robbie, premium juga merupakan jumlah maksimum yang dipertaruhkannya dalam kontrak ini.

Di sisi lain, masih ada penjual opsi atau penulis kontrak, yang merupakan rekanan Anto dan Budi, serta telah setuju untuk menjual masing-masing opsi call (beli) dan put (jual) kepada mereka. Pada dasarnya, penjual ini berjanji untuk menjual dan membeli BTC sesuai permintaan, sebagai ganti premium yang dibayarkan oleh Robbie dan Adam.

Dalam hal risiko, keuntungan penjual opsi dibatasi oleh premium yang mereka tetapkan, tetapi potensi kerugian mereka tidak terbatas karena mereka harus membeli atau menjual BTC jika opsi tersebut dilaksanakan, tidak peduli seberapa besar perbedaan antara harga spot dan harga kesepakatan. Temukan informasi selengkapnya dalam Pasar Opsi Bitcoin OKX di bawah ini.

Opsi OKX BTCUSD200925. Sumber: OKX.com

Opsi call dan opsi put untuk tanggal jatuh tempo 25 September 2020 ditunjukkan pada bagan di atas. Lingkaran biru menandai kontrak opsi dengan harga kesepakatan $11.000, artinya pemilik opsi call untuk kontrak ini dapat membeli Bitcoin seharga $11.000 pada tanggal 25 September, sedangkan pemilik opsi put dapat menjualnya dengan harga yang sama. Sementara itu, lingkaran hijau dan merah menunjukkan harga acuan yang merupakan indikator penilaian pasar berbasis rata-rata, sedangkan angka "Penawaran1" dan "Permintaan1" mencerminkan penawaran pasar saat ini.

Jika Anto membeli opsi call tersebut hari ini, dia akan membayar harga penawaran terendah – yaitu $1.373,08 pada tangkapan layar di atas – sebagai premium untuk mendapatkan hak membeli Bitcoin seharga $11.000 di tanggal 25 September. Demikian pula, Budi akan membayar $2.712,90 untuk membeli opsi put dari Robbie dan mendapatkan hak menjual Bitcoin seharga $11.000 di tanggal 25 September.

Perbedaan premium tersebut mewakili sentimen pasar, di mana pihak lain yang setuju untuk membeli Bitcoin milik Budi meyakini bahwa ini merupakan taruhan yang lebih berisiko daripada pihak yang setuju untuk menjual kepada Anto.

Open Interest Berdasarkan Harga Kesepakatan adalah kumpulan data lain yang dapat mengungkap sekilas prospek pasar, seperti yang ditunjukkan pada grafik berikut.

Skew Options by Strike
Open Interest Opsi BTC berdasarkan Harga Kesepakatan. Sumber: Skew.com

Grafik tersebut menunjukkan nilai (dalam BTC) opsi yang belum jatuh tempo (call + put) pada berbagai harga kesepakatan. Seperti yang terlihat di atas, sebagian besar pelaku pasar memiliki kontrak opsi dengan harga kesepakatan $10.125, diikuti oleh $7.250 dan $11.250. Melalui data pada grafik tersebut, terlihat jelas bahwa terdapat tiga harga kesepakatan yang paling umum digunakan untuk Bitcoin — dan rentang yang diharapkan dalam waktu dekat.

Mengapa orang membeli dan menjual BTC melalui kontrak opsi?

Kontrak opsi, selayakanya kontrak berjangka, juga merupakan alat manajemen risiko yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi karena tidak menetapkan kewajiban apa pun untuk pembeli. 

Kami akan kembali membahas miner Bitcoin sebagai penerima keuntungan potensial dari kontrak ini, di mana mereka dapat membeli opsi put guna mengamankan tingkat tertentu untuk BTC yang ditambang di masa depan. Namun, berbeda dengan kontrak berjangka, yang mewajibkan miner untuk menjual BTC mereka terlepas dari harganya, di sini mereka dapat memilih untuk tidak menjual jika harga Bitcoin naik secara signifikan.

Spekulasi tetap menjadi alasan lain di balik penggunaan opsi karena memungkinkan pelaku pasar konservatif untuk bertaruh dengan risiko yang jauh lebih kecil (premium) daripada kontrak berjangka.

Derivatif dan Legitimasi Bitcoin

Derivatif seperti berjangka dan opsi mendukung penemuan harga aset dasar — dengan memberikan perangkat tertentu kepada pasar untuk mengekspresikan sentimennya. Misalnya, tanpa derivatif, investor Bitcoin sebagian besar terdegradasi untuk membeli dan memiliki aset tersebut, yang kemudian menciptakan gelembung ekonomi pada tahun 2017 karena harga BTC memelesat ke ATH.

Setelah Bitcoin berjangka diluncurkan oleh CME dan Cboe, barulah gelembung ekonomi tersebut dipecahkan oleh trader yang melakukan short-selling.

Meski pasar kripto sempat terpukul oleh "musim dingin" berkepanjangan di tahun 2018, nyatanya peristiwa tersebut juga meningkatkan kematangan dan pertumbuhan pasar kripto karena seiring menstabilnya harga, teknologi dan adopsi kripto kembali dapat memimpin barisan.

Sementara itu, peluncuran derivatif yang teregulasi, seperti Opsi Bitcoin oleh Bakkt, membantu melegitimasi ruang kripto dan menarik minat investor institusional.

Pada akhirnya, agar Bitcoin dapat menjadi kelas aset yang diterima secara luas, banyak orang kembali menekankan pentingnya pasar yang transparan dan tidak mudah untuk dimanipulasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan masuknya modal baru, peningkatan likuiditas, penurunan volatilitas, pembentukan harga organik, serta kepercayaan dari investor institusional berskala besar. Bagaimana pun, setiap produk derivatif berkualitas berpotensi membawa Bitcoin selangkah lebih dekat ke legitimasi tersebut.


OKX Insights menyajikan analisis pasar, fitur mendalam, dan berita yang dikurasi dari para profesional di bidang kripto.

Ikuti OKX Insights di Twitter dan Telegram.

Artikel Terkait
Lihat Selengkapnya
Lihat Selengkapnya